Mengapa Orang Tertarik pada Cerita Sedih? Ini 5 Alasan Psikologisnya

Alasan mengapa orang tertarik pada cerita sedih
Alasan mengapa orang tertarik pada cerita sedih. (Sumber: freepik.com)
0 Komentar

Sepanjang sejarah, manusia tertarik pada cerita sedih, dari tragedi Shakespeare seperti Hamlet dan Romeo dan Juliet hingga film menantang seperti Schindler’s List dan Titanic. Namun, karena kita menganggap cerita sebagai bentuk hiburan, rasa tertarik pada cerita sedih kemudian disebut paradoks.

Lagi pula, jika kita mengonsumsi cerita untuk hiburan, mengapa kita memilih menghabiskan waktu dengan narasi yang membuat kita merasa sedih, emosi yang biasanya dihindari orang?

Psikolog telah mulai menyelidiki pertanyaan ini dalam beberapa tahun terakhir dan telah menemukan beberapa jawaban melalui penelitian mereka.

Baca Juga:3 Tipe Orang Penyuka Film Horor, Apakah Kamu Salah Satunya?Film Horor Bikin Kaget dan Takut, 3 Alasan Kenapa Orang Tetap Mau Nonton

Beberapa hal yang mereka temukan termasuk bahwa mengonsumsi cerita sedih memungkinkan kita mengalami kesedihan tanpa kecemasan, membuat kita merasa bersyukur atas hubungan dekat kita, dan membuat kita berpikir tentang apa yang berharga dan berarti bagi kita. Artikel ini membahas beberapa alasan mengapa orang tertarik pada cerita sedih.

Alasan Mengapa Orang Tertarik pada Cerita Sedih

Ini Menghubungkan Orang ke Emosi Kehidupan Nyata

Saat kita mengonsumsi cerita fiksi, meskipun kita tahu itu tidak nyata, kita secara otomatis mengalami emosi sebagai respons terhadapnya. Itu karena jika kita terhubung dengan sebuah cerita—dan terutama jika kita menemukan diri kita secara naratif terbawa, atau terserap, ke dalam cerita fiksi. cerita—konten emosionalnya beresonansi dengan kita dengan cara yang membuat kita merasa itu jujur.

Cerita Sedih Bisa Mengingatkan Kita Pada Kehidupan Nyata

Jadi ketika kita membaca, menonton, atau mendengarkan cerita sedih, kita secara spontan merasa sedih, berlinang air mata, atau menangis karena emosi yang disampaikan cerita tersebut mensimulasikan yang kita alami dalam kehidupan nyata.

Menariknya, satu studi menemukan bahwa perasaan realisme ini membantu menjelaskan rasa tertarik pada cerita sedih, termasuk film. Para peneliti menemukan bahwa setelah menonton film Angel Baby tahun 1995 yang tragis, peserta yang menanggapi film tersebut dengan kesedihan yang lebih besar menganggap film tersebut lebih realistis dan menjadi lebih terlibat dalam film tersebut.

0 Komentar